Sabtu, 18 September 2010

Gigi Palsu Paling Bermanfaat

TOKYO -- Gigi tak hanya berguna untuk memotong, merobek, dan menggiling makanan sebelum masuk ke lambung. Barisan tulang itu juga berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia. Gigi yang tumbuh tak teratur dan tak terawat dapat memicu sakit kepala bahkan penyakit jantung.

Penyakit, kecelakaan, penuaan, dan caries dapat membuat seseorang kehilangan organ penting yang kerap disepelekan itu. Para dokter sebenarnya telah mengembangkan terapi, seperti bridge (gigi palsu yang dipasang dengan bantuan semacam "jembatan" dengan gigi di sebelahnya) dan implant. Terapi ini dilakukan untuk mencegah pergerakan gigi-gigi lain di sebelahnya yang menyebabkan susunan gigi menjadi renggang serta mendukung fungsi gigi. Sayangnya, betapapun canggihnya, gigi-gigi pengganti itu tetap cuma gigi palsu.

Namun, sekelompok ilmuwan Jepang berhasil menumbuhkan gigi baru setara dengan aslinya.
Entah gigi seri, taring, atau graham yang tanggal sebelum waktunya, semua itu bisa diganti dengan gigi baru yang fungsional, bukan sekadar estetika. Tim tersebut mengembangkan teknologi untuk merekayasa sel punca tumbuh menjadi gigi baru.

Dalam studinya, mereka mengembangkan "benih gigi" hasil rekayasa hayati, mirip sebuah paket benih berisi semua sel dan instruksi yang diperlukan untuk membentuk sebuah gigi. "Benih" itu kemudian ditanamkan ke tulang rahang seekor tikus. Sebelum eksperimen dilakukan, mereka lebih dulu mencabut gigi graham pertama bagian atas dari tikus berumur lima pekan itu.

Untuk membuat pertumbuhan gigi baru tersebut lebih mudah terlihat, mereka menyisipkan protein fluorescent hijau yang berkilau bila terkena sinar ultraviolet.

Hanya dalam tiga pekan, tunas "benih gigi" itu tumbuh membentuk gigi baru, mengisi celah kosong yang ditinggalkan gigi lama. "Benih" itu membentuk gigi utuh, lengkap dengan semua strukturnya termasuk email dan pembuluh darah.

Tim yang diketuai Takashi Tsuji dari Tokyo University tersebut menemukan bahwa "benih" itu mampu tumbuh menjadi gigi pengganti, bahkan memiliki sensitivitas dan kekuatan yang sama dengan gigi tikus normal.

Tes menunjukkan bahwa gigi rekayasa tersebut berfungsi sepenuhnya. Hormon dalam tubuh binatang pengerat itu pun bereaksi terhadap organ transplantasi tersebut dan membantu gigi itu untuk tumbuh. Selain sama keras dengan gigi alami tetangganya, gigi hasil rekayasa ini memiliki saraf yang bisa merespons rasa nyeri. "Tingkat kekerasannya sebanding dengan gigi normal, memungkinkan gigi digunakan untuk mengunyah secara normal," kata Tsuji. "Serat saraf juga dapat tumbuh di dalamnya dan merespons stimulasi nyeri, sebuah mekanisme perlindungan penting bagi gigi."
`
Terobosan baru dalam kedokteran gigi ini adalah langkah penting menuju rekayasa hayati organ tubuh yang berfungsi sepenuhnya. Tim ilmuwan Tokyo University itu percaya teknik baru ini dapat membantu memuluskan jalan untuk menumbuhkan organ baru di dalam tubuh.

"Studi ini mendemonstrasikan sebuah teknik yang dapat merintis pengembangan organ pengganti lainnya lewat rekayasa hayati," kata Tsuji. "Teknik ini amat potensial sebagai titik awal kemampuan untuk menumbuhkan sel punca atau sel benih menjadi organ baru hasil rekayasa hayati yang benar-benar berfungsi di dalam tubuh."

Teknologi ini sebenarnya telah digunakan untuk mengembangkan jaringan terbatas yang dapat ditransplantasikan ke binatang. Tetapi eksperimen baru ini berhasil menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa organ tiga dimensi baru tumbuh dalam tubuh organisme hidup hanya dari beberapa sel. "Tujuan utama terapi regeneratif ini adalah mengembangkan organ-organ hasil rekayasa hayati fungsional yang dapat bekerja sama dengan jaringan di sekitarnya untuk menggantikan organ yang hilang atau rusak karena penyakit, cedera, atau penuaan," kata Tsuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar